Selasa, 29 April 2014

Kau Tembak Tepat di Jantungku (1)

Tercenung sejenak di genkan sambil melepas sepatu.Sambil menghembuskan nafas panjang ia menyimpan sepatunya ke getabako dan menggantinya dengan suripa.
Dan secepatnya mengganti jas hangat yang baru dipakainya dengan jaket tebal yang ia selalu gantungkan di dekat genkan.
Udara dingin langsung menyergap ketika ia menghampiri tempat cucian piring di dapur.Sambil menghidupkan pemanas air ia membuka kran yang telah menguncur air hangat.
Lagi lagi ia tercenung sambil mencuci tangan.
Terlihat wajah yang suram itu bergegas menuju washitsu.
Wajah itu semangkin mendung ketika menggeser fusuma.Menghidupkan danbo dan membuka oshiire.
Ia meraih futon dan menggelarnya diatas tatami.
ah...ini adalah ritual yang selalu harus ku lakukan sendiri,gumannya pelan.
Dinginnya malam terasa menusuk hingga ke tulang.Diluar yuki turun semangkin deras.


Mencoba memejamkan mata tapi semuanya sia sia.Bayangan senja tadi terus menganggunya.
Lelaki itu menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan mata menerawang,menelusuri jejak sore di eki tadi.
Ada bola air hangat yang mengalir di pipinya,di setiap mengingatnya ada rasa perih yang tak berkompromi.

"Assallamu'alaykum.....O Hisashiburi desu ne,Arga san,Ogenki desu ka....",suara lelaki itu mengagetkanku
Sambil berbalik badan terpikir ini bukan suara penduduk asli.Cara lelaki itu  melafalkan namaku,jelas tidak seperti yang biasa ia dengar Aruga.
Dan benar ketika ia membalikkan badannya ke belakang.
Jantungnya langsung tak teraliri darah.
Berdiri lelaki itu dengan senyum mengembang bersama seorang gadis kecil yang...
Ah, wajah itu adalah wajah yang tak pernah pupus dalam hari harinya walau sebesar apapun usahanya untuk melupakannya.


"Wasuremasen desu ka?Kareem desu...",lelaki itu mengulurkan tangan sambil tersenyum lebar.
Tergugu sejenak,Yah aku mengingat laki laki ini.laki laki yang membawa terbang semua impianku sekejap.Laki laki yang dikenalkan sahabatnya Andromeda sebagai calon adik iparnya.Calon suami seseorang yang....ah ada rasa  yang menyekat kerongkonganku.

"Wa'alaykum salam warahmatullahi wa barakatuhu...Okage sama de Alhamdulillah mochiron genki desu",ku sambut pelukan hangat lelaki itu.

"Kapan datang?...maaf saya belum sempat bertemu mas Kareem..",ada jengah ia menjawabnya.

"Ndak masalah,saya tau mahasiswa program hakase tentu selalu sibuk jiken di lab kan..",jawab lelaki putih berkaca mata itu sambil tersenyum hangat.

"Ayah..Ayah...kenalkan Aimee dengan om ganteng ini dong Yah..",tiba tiba suara merajuk manja terdengar.
Suara itu,wajah itu,gestur tubuhnya persis dia,nyeri terasa dalam hati
"Hai gadis kecil yang cantik,siapa namamu?",sambil jongkok ia mengulurkan tangannya kepada gadis kecil yang berkalung syal berwarna  senada dengan warna baju,sarung tangan,kaos kaki panjangnya dan topi rajut mungilnya.

"Aimee tomoshimasu,yoroshiku onegaishimasu..",gadis kecil itu menjawab sambil  membungkukan badannya lucu.

"Hontouni kirei na,ii na ....,nihonggo ga sugoi desu",ku acungkan dua jempol untuknya.

"Arigatou gozaimasu om...",lagi lagi gadis kecil itu membalas pujian dengan jawaban yang penuh dengan senyumnya yang menggemaskan.

"Oya sebentar dulu saya akan ke toko bunga didepan situ,saya titipkan Aimee sebentar saja.Bundanya juga akan selesai membeli makanan di toko itu",lelaki itu menjelaskan sambilk menunjuk ke deretan toko yang terletak di bawah eki.
Lalu lelaki itu bergegas menuju toko bunga yang terletak tepat diujung deretan toko toko.

"Biasa Om,Ayah selalu beli bunga untuk Bunda,itu Ayah lakukan karena Ayah sangat mencintai Bunda..",gadis kecil ini menjelaskan sambil menggerakan tangannya membentuk tanda cinta yang besar.

"O ya..",ada rasa gemuruh di dada ketika mendengar cerita tentang rasa cinta itu.
Tapi demi menatap mata indah yang mengerjap bahagia,semuanya luruh.

Sambil mendengarkan cerita gadis kecil di hadapannya,tatapan Arga tak lepas dari pintu keluar eki.Sambil menata gemuruh didadanya,mengatur aliran darah yang memacu kencang denyut jantungnya ia mengajak gadis kecil itu menggerakkan badan untuk mengusir dingin.

Dan benar seperti gambaran dunia berhenti sejenak ketika sosok itu keluar dari pintu eki.
Memakai rok kotak kotak coklat di padu mantel berwarna kream,sepatu boat coklat dan jilbab bercorak,dia berjalan sambil menenteng belanjaan.

"Satu....dua...dor..",Arga menggerakkan tangannya meniru gerakan menarik pelatuk pistol dengan jari jarinya ke wanita itu.

Dan...dengan wajah pucat pasi wanita di depannya itu memegang dadanya.Bibirnya jelas bergetar dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dan...duniapun berhenti sejenak,tak ada bunyi kendaraan lalu lalang,tak ada bunyi pengumuman khas stasiun,tak ada angin yang berdesir.
Semua terdiam dan terhenti oleh dua pasang tatapan mata yang sulit di terka.
Dua pasang tatapan mata yang sama seperti terakhir mereka bertemu hampir 10 tahun yang lalu.
Ada sungai kecil yang terbias diantara tatapan itu.
Jantungpun berhenti berdegup terhalang oleh banyak rasa.

Dunia seolah kembali ke masa satu dekade yang lalu.Masa yang menghalau sinar mentari bertemu gunung yang setia menunggu.
Masa ketika Mentari .............


Bersambung........................................








2 komentar:

  1. Balasan
    1. wahh....bahagianya di ampiri mbak Hidayah,InsyaAllah mbak segera masih di olah di draft hihihi..
      matursuwun sanget ya mbak :D

      Hapus